Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Keluarga: Peran Stabilitas Ekonomi

 Opini Festi Yulia


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Keluarga: Peran Stabilitas Ekonomi


Pendahuluan

Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bertahan, beradaptasi, dan berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Faktor ekonomi sering kali menjadi aspek mendasar yang memengaruhi stabilitas dan kesejahteraan keluarga. Stabilitas ekonomi tidak hanya berkaitan dengan pendapatan, tetapi juga dengan pengelolaan sumber daya keuangan yang efektif, akses terhadap kebutuhan dasar, serta kemampuan menghadapi situasi darurat. Di era modern ini, ketahanan keluarga menjadi semakin penting, mengingat perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berlangsung dengan cepat.

Penelitian menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi berperan sebagai salah satu pondasi utama dalam menjaga harmoni dalam keluarga. Sayyaf dan Robbie (2021) menegaskan bahwa ketahanan keluarga dipengaruhi oleh kombinasi antara pengelolaan keuangan yang bijak dan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar. Artikel ini akan membahas lebih mendalam tentang bagaimana stabilitas ekonomi memengaruhi ketahanan keluarga, tantangan yang dihadapi keluarga dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil, serta strategi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga di berbagai lapisan masyarakat.

Pentingnya Stabilitas Ekonomi dalam Keluarga

 Stabilitas ekonomi memainkan peran penting dalam mendukung fungsi dasar keluarga. Sayyaf dan Robbie (2021) menyebutkan bahwa stabilitas ekonomi memiliki implikasi langsung terhadap ketahanan keluarga, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar dan membangun hubungan harmonis. Ketahanan keluarga akan semakin rapuh ketika gaya hidup hedonis dan pengelolaan keuangan yang buruk menjadi pola dalam keluarga.

Kebutuhan dasar seperti pangan, papan, dan pendidikan merupakan prioritas utama yang membutuhkan dukungan ekonomi. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, keluarga memiliki lebih banyak energi dan waktu untuk fokus pada pembangunan hubungan interpersonal yang sehat. Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi tidak stabil, anggota keluarga sering kali terjebak dalam siklus stres yang dapat merusak komunikasi, menciptakan konflik, dan mengurangi ketahanan keluarga. Penelitian Ghufron et al. (2022) menyoroti bahwa keluarga yang berhasil mengelola kebutuhan ekonominya selama pandemi cenderung lebih resilien dibandingkan yang tidak.

Dampak Ketidakstabilan Ekonomi terhadap Ketahanan Keluarga

Ketidakstabilan ekonomi dapat menyebabkan berbagai konsekuensi negatif bagi keluarga, yang memengaruhi banyak aspek kehidupan mereka. Dampak-dampak ini tidak hanya bersifat langsung tetapi juga jangka panjang, yang dapat menurunkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak utama dari ketidakstabilan ekonomi terhadap ketahanan keluarga:

  1. Tingkat Stres yang Tinggi

Ketidakpastian ekonomi sering kali memicu stres yang tinggi di antara anggota keluarga. Stres ini dapat muncul karena kekhawatiran tentang pendapatan yang tidak stabil, utang yang menumpuk, atau ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ningsih et al. (2023) menemukan bahwa tekanan ekonomi, khususnya pada pekerja informal selama pandemi COVID-19, meningkatkan risiko konflik dalam rumah tangga. Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kesejahteraan mental anggota keluarga, meningkatkan kecemasan, dan bahkan menyebabkan gangguan kesehatan fisik seperti insomnia dan hipertensi.

  1. Konflik dalam Hubungan Keluarga

Ketegangan finansial sering kali menjadi penyebab utama konflik dalam rumah tangga. Perbedaan prioritas dan ketidaksepakatan dalam pengelolaan keuangan dapat memperburuk hubungan antara pasangan suami istri. Konflik ini tidak hanya terjadi di antara orang dewasa, tetapi juga dapat melibatkan anak-anak yang mungkin merasa terabaikan atau tidak dipahami. Penelitian Ghufron et al. (2022) menunjukkan bahwa keluarga yang mengalami tekanan ekonomi selama pandemi cenderung menghadapi masalah komunikasi yang serius. Ketegangan ini sering kali memperburuk hubungan interpersonal dan mempengaruhi suasana rumah tangga secara keseluruhan.

  1. Dampak pada Perkembangan Anak

Anak-anak dari keluarga dengan ketidakstabilan ekonomi cenderung menghadapi risiko lebih tinggi terhadap masalah emosional, akademik, dan sosial. Putri (2023) menyatakan bahwa disorganisasi dalam keluarga akibat tekanan ekonomi berdampak negatif pada perkembangan kepribadian anak. Ketika orang tua tidak mampu memberikan perhatian penuh kepada anak-anak mereka atau memenuhi kebutuhan emosional mereka karena masalah keuangan, anak-anak mungkin merasa cemas, kurang percaya diri, dan kesulitan dalam berkonsentrasi pada pendidikan mereka. Dampak jangka panjangnya bisa berpengaruh pada kualitas hidup dan kemampuan anak-anak dalam mengatasi tantangan di masa depan.

  1. Keterbatasan Akses terhadap Layanan Kesehatan

Keluarga dengan keterbatasan ekonomi sering kali menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan yang memadai. Tidak mampu membayar biaya pengobatan atau asuransi kesehatan yang tepat dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik dan mental anggota keluarga. Keterbatasan ini mengarah pada pengabaian kebutuhan medis yang mendasar, seperti perawatan rutin atau pengobatan penyakit kronis. Hal ini memperburuk kualitas hidup keluarga, terutama dalam jangka panjang, di mana masalah kesehatan yang tidak tertangani dapat mengarah pada masalah kesehatan yang lebih serius.

Strategi untuk Meningkatkan Stabilitas Ekonomi Keluarga

Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga, diperlukan pendekatan yang terintegrasi yang melibatkan individu, masyarakat, dan pemerintah. Beberapa langkah berikut dapat membantu keluarga untuk meningkatkan ketahanan ekonomi mereka dan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih besar:

  1. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan

Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan merupakan langkah penting untuk meningkatkan peluang kerja dan pendapatan keluarga. Alfionita et al. (2023) menyebutkan bahwa perempuan yang bekerja di sektor konveksi mampu berkontribusi secara signifikan dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga mereka. Pendidikan dan pelatihan keterampilan juga dapat membantu keluarga meningkatkan daya saing di pasar kerja, membuka peluang usaha, dan mengurangi ketergantungan pada pekerjaan yang tidak stabil.

  1. Pengelolaan Keuangan yang Bijak

Salah satu kunci penting dalam mencapai stabilitas ekonomi keluarga adalah pengelolaan keuangan yang bijak. Keluarga perlu belajar cara membuat anggaran, menabung untuk kebutuhan darurat, dan menghindari utang yang tidak perlu. Pendidikan finansial dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk merencanakan keuangan dengan lebih efektif. Konsultasi keuangan juga bisa menjadi solusi bagi keluarga yang membutuhkan panduan untuk mengelola utang atau merencanakan tabungan jangka panjang.

  1. Dukungan Sosial dan Ekonomi

Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan jaringan pengaman sosial yang dapat membantu keluarga menghadapi kesulitan ekonomi. Beberapa kebijakan yang dapat mendukung stabilitas ekonomi keluarga termasuk subsidi kebutuhan dasar, asuransi kesehatan, dan program bantuan keuangan lainnya. Ningsih et al. (2023) menyarankan bahwa dukungan ini sangat penting bagi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan, karena memberikan mereka akses ke layanan dasar yang dapat meringankan beban ekonomi mereka.

  1. Mendorong Kewirausahaan

Kewirausahaan dapat menjadi alternatif bagi keluarga untuk menciptakan sumber pendapatan tambahan. Pemerintah dan lembaga keuangan dapat mendukung kewirausahaan melalui program pinjaman mikro atau pelatihan bisnis kecil. Keluarga yang memiliki keterampilan kewirausahaan dapat memulai usaha mereka sendiri, yang tidak hanya memberi mereka kestabilan finansial, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan otonomi. Program kewirausahaan berbasis komunitas juga dapat memperkuat solidaritas sosial di tingkat lokal.

Secara keseluruhan, meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga membutuhkan kerjasama antara berbagai pihak dan pendekatan yang holistik. Pemerintah, masyarakat, dan individu memiliki peran penting dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga agar mereka lebih siap menghadapi perubahan dan tantangan yang datang.

Refleksi dan Opini Pribadi

Dalam refleksi saya, stabilitas ekonomi adalah fondasi yang sangat penting untuk membangun ketahanan keluarga. Keluarga yang memiliki pengelolaan ekonomi yang baik cenderung lebih siap menghadapi tantangan dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional serta mental anggotanya. Namun, saya juga menyadari bahwa faktor ekonomi sering kali berada di luar kendali individu, terutama dalam situasi krisis seperti pandemi atau resesi ekonomi.

Menurut saya, upaya meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga harus dilakukan secara kolektif, melibatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan individu. Misalnya, pemerintah dapat mengembangkan kebijakan yang mendukung akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, sementara masyarakat dapat memperkuat solidaritas sosial melalui program bantuan komunitas.

Kesimpulan

Stabilitas ekonomi adalah salah satu faktor kunci yang memengaruhi ketahanan keluarga. Ketika kondisi ekonomi stabil, keluarga memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menghadapi tantangan dan membangun hubungan yang harmonis. Sebaliknya, ketidakstabilan ekonomi dapat menyebabkan konflik, stres, dan dampak negatif lainnya.

Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pendidikan, pengelolaan keuangan, dukungan sosial, dan pengembangan kewirausahaan. Dengan demikian, ketahanan keluarga dapat diperkuat, menciptakan fondasi yang kokoh bagi generasi mendatang.

Daftar Pustaka

Alfionita, Y., Rahmi, L., & Ledy, A. P. Peran perempuan pekerja konveksi untuk ketahanan keluarga di Jorong Tigo Jorong.

Ghufron, Z., Fadhilah, E., & Azkia, N. S. (2022). Ketahanan keluarga di Kabupaten Serang pada masa pandemi COVID-19. Lembaran Masyarakat, 8(2), 239-258.

Ningsih, D. S., Herawati, T., & Sunarti, E. (2023). Pengaruh tekanan ekonomi, dukungan sosial, dan strategi koping terhadap ketahanan keluarga pekerja informal di Pekanbaru pada saat pandemi COVID-19. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 12(1), 156-167.

Putri, A. P. (2023, July). Disorganisasi keluarga memengaruhi perkembangan kepribadian anak. In Prosiding Seminar Sastra Budaya dan Bahasa (SEBAYA) (Vol. 3, pp. 58-67).

Sayyaf, R. T. F., & Robbie, R. I. (2021). Implikasi religiusitas, gaya hidup hedonis, dan gaji terhadap ketahanan keluarga. Value: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 16(1), 279-286.

 

Komentar